Minggu, 30 Juni 2013

Perbedaan kamera SLR dan Pocket



Kamera SLR singkatan dari Single Lens Reflex atau kalau di bahasa Indonesiakan kurang lebih artinya Kamera Refleks Lensa Tunggal. Nah kalau DSLR tinggal kamu tambah aja di depannya kata Digital jadinya Digital Single Lens Reflex atau Kamere Refleks Lensa Tunggal Digital.
Nah, kalau kamera saku (poket) apa? Kalau kamera saku sih bukan singkatan kamera saku itu adalah kamera yang berukuran kecil yang bisa kamu bawa kemana saja dan masuk ke dalam kantong sakumu. Kamera saku-pun sekarang sudah banyak yang berjenis digital malah yang analog sekarang udah nggak jaman Sob!
LALU APA YANG MEMBEDAKAN KAMERA SLR/DSLR DENGAN KAMERA SAKU?

Jelas aja banyak perbedaanya, bahkan dari beberapa faktor muali dari faktor kualitas, faktor fungsi hingga faktor harga.

FAKTOR KUALITAS
Kalau kamera SLR/DSLR itu istilahnya “What You See is What You Get” yang artinya apa yang kamu lihat akan sama dengan aslinya, kalau kamera poket ya sebaliknya; apa yang kamu lihat hasilnya belum tentu sama dengan aslinya.
Kalau menurut versi Wikipedia sih gini; Kamera refleks lensa tunggal (en :single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera  yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane (sorry saya Copas aja langsung dari sumbernya tanpa diutak-atik  )

FAKTOR FUNGSI
Kalau SLR/DSLR biasanya dipakai oleh para fotographer profesional, dengan kamera SLR/DSLR-nya mereka dapat menghasilkan income yang lumayan besar, seperti fotographer Wedding/Prewedding. Setiap ada acara wedding fotographer pasti menggunakan sejelek-jeleknya kamera SLR/DSLR, karena kalau motretnya pake kamera saku wah…. nggak punya harga diri dong
Kalau kamera saku (poket) biasanya cuman buat iseng-iseng mengabadikan moment-moment yang penting, selain itu karena kamera saku itu mungil sehingga mudah dibawa kemana saja, beda dengan kamera SLR/DSLR yang besar dan berat.
Namun jangan salah, kamera saku-pun dapat menjadi income yang lumayan besar. Nanti saya ceritakan di artikel yang lainnya kalau saya nggak lupa. Ingetin saya ya sob!

FAKTOR HARGA
Kamera SLR/DSLR harganya lebih mahal dibandingkan dengan harga kamera saku, dan tentu saja harga menentukan kualitas semakin mahal harga sebuah kamera maka fiturenya akan semakin lengkap. Dan harga kamera saku-pun bervariasi mulai dari yang mahal sampai yang murah


Jenis-Jenis Kamera

Jenis-Jenis Kamera

a. Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang

- Format film

Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film. APS, Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia.
  1. Format 135. Dikenal juga dengan film 35mm. Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer, banyak kita temui di sekitar kita.
  2. Medium format
  3. Large format

- Jenis Film

  1. Film B/W, film negatif hitam putih.
  2. Film negatif warna. Paling populer, sering kita pakai.
  3. Film positif, biasa juga disebut slide. Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas.

- Jenis-jenis kamera

  1. Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm.
  2. Rangefinder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.
  3. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem.
  4. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
  5. Viewfinder. Biasanya menggunakan format medium
b. Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual
c. Kamera digital
. Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film.
1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
3. DSLR. Digital SLR.

- Shooting mode

Mode auto, mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret.
  1. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter.
  2. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF.
  3. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil.
  4. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus.
  5. Fast shuter speed
  6. Slow shutter speed
Creative zone
  1. P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting.
  2. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat.
  3. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed.
  4. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual.

- Komposisi dan Angle

Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar. Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.

Pengertian Fotografi

Fotografi adalah seni mengambil gambar dengan menggunakan kamera. Meskipun Anda menempatkan fotografi sebagai sebuah hobi dan tidak untuk ditekuni secara profesional, setidaknya Anda perlu memahami dasar-dasar tentang fotografi seperti yang dilansir dari eHow (23/06) berikut ini.

Komposisi
Komposisi adalah pengaturan objek yang akan diambil gambarnya. Ada sebuah aturan bernama the rule of thirds yang membuat Anda harus membayangkan bingkai persegi panjang menjadi sembilan bagian yang berukuran sama. Anda membutuhkan garis-garis vertikal dan horizontal bayangan kemudian mencoba untuk menyelaraskan objek utama agar komposisi tampak seimbang dan estetis.

Tekstur
Tekstur merupakan kebutuhan sebuah foto yang membutuhkan kecermatan oleh si pengambil foto. Tekstur melibatkan foto berupa kompleksitas permukaan sepotong kayu atau kain bermotif yang seolah bisa disentuh setelah gambar diambil.

Kedalaman
Kedalaman adalah penciptaan rasa tiga dimensi dalam sebuah foto. Kedalaman ini bisa diciptakan dengan mengatur fokus, pembingkaian dan sudut pandang. Fokus melibatkan banyak zoom pada beberapa objek tertentu, sehingga ia akan tampak begitu bening sementara sekelilingnya buram. Sementara pembingkaian melibatkan identifikasi objek yang tampak dekat, meskipun sebenarnya jauh.

Garis
Di dalam sebuah foto, garis membimbing mata fotografer untuk memperhatikan sekitar objek, sehingga menghasilkan foto yang menarik. Misalnya, garis yang tidak sama bisa dianggap sebagai penyampaian suasana hati yang berbeda. Garis horizontal berarti stabilitas, vertikal adalah kekuasaan, kekuatan, dan pertumbuhan, sementara diagonal menyampaikan tindakan dan dinamisme.

Cahaya
Cahaya adalah salah satu dasar yang harus benar-benar Anda pahami jika ingin memotret. Sebab fotografer harus tahu berapa banyaknya cahaya dan arah cahaya yang bisa mempengaruhi hasil foto. Arah datangnya cahaya merupakan esensi penting yang mengacu pada lokasi dan sumber asli cahaya untuk menentukan distribusi bayangan pada foto.

Pola dan bentuk
Ada tiga jenis aspek yang mendukung pola dan bentuk, yaitu, ritme, simetri, dan segitiga. Ritme adalah bentuk foto yang diulang, kemudian simetri merupakan foto yang diambil dari dua sisi yang berbeda, sementara segitiga terbentuk dalam sebuah foto oleh sebuah garis diagonal. Adanya pola dan bentuk akan membuat foto tampak lebih menarik.

Titik pandang
Dasar memotret terakhir adalah titik pandang posisi foto diambil. Titik pandang yang berbeda antara fotografer dapat menghasilkan foto dan persepsi yang berbeda. Hasil foto dari titik pandang rendah berarti dominasi, kekuatan, dan otoritas. Sebaliknya, titik pandang tinggi menyampaikan kerentanan dan kelemahan.
Setelah memahami dengan baik dasar fotografi, Anda bisa terus belajar dengan semakin sering memotret berbagai objek menarik yang Anda temukan.